• Berbekal Uang 2 Ribu Rupiah, Siswa Kelas 3 SD Berjalan Kaki 8 Km Lintasi Pegunungan

image_title
Ket: Nurmi siswi kelas 3 SD saat di temui TP PKK Koltim di Desa Watuwoha Koltim.Sultra
  • Share

    BUMISULTRA

    KOLAKA - TIMUR -, Nurmi siswi Kelas 3 SD Iwoimenggura yang keseharianya harus berjalan kaki sejauh 8 km untuk menuju ke sekolahnya tampa di antar orang tuanya dengan berbekal uang jajan Rp 2000 perak.

    Nampak wajah yang begitu tegar, Nurmi pelajar SD Kelas 3 ini ketika TP - PKK Koltim sembangi kediamanya yang secara kebetulan orang tuanya menjadi korban bencana tanah longsor.

    Di usianya masih duduk di bangku SD, siapa yang bisa bayangkan ketegaran serta semangatnya begitu luar biasa mengejar cita - citanya, harus berjalan kaki sejauh 8 km melintasi gunung serta jalan terjal dan jurang, dengan berbekal uang saku 2000 rupiah bahkan terkadang tidak membawa uang jajan sama sekali.

    Rasa lapar dan lelah tak di hiraukan, ancaman terhadap terjalnya jalam berlicin serta jurang tak menyurutkan semangatnya untuk mengejar pendidikan.

    Di raut wajah anak sepolos ini, tak sedikitpun terlihat rasa lelah dan sedih, namun bagi yang mengetahui apa sesungguhnya yang dia alami, tentu sangat mengiris hati melihatnya.

    Anak se usia ini menahan lapar dan haus, bahkan ini di lakoni sejak masih di usia TK hingga SD, tak ada rasa keluh kesah, tak ada rasa takut akan ancaman di perjalanan yang begitu sepi hanya di kelilingi hutan kecil, gunung serta jurang yang dalam.

    Di hadapan rombongan TP - PKK, Nurmi menuturkan dia berangkat ke sekolah dari rumah pukul 05.00 subuh, biasanya saya terlambat sampai di sekolah. ''Saya hanya bawa uang jajan 2000 rupiah, biasanya juga tidak bawa uang jajan", ujar Nurmi dengan kepolosannya.

    Pengakuan orang tua Nurmi, Ibu Nisma (28) bahwa anaknya baik yang masih SD maupun yang TK berjalan kaki, dan tidak pernah di antar, "jaraknya sekitar 8 km dan itu setiap hari sekolah, selama anak saya sekolah TK dan SD, tuturnya.

    "Berangkat dari rumah itu jam 5 subuh sampai di sekolah terkadang jam 7 lewat bahkan terlambat, uang jajan nya pun paling banyak 2000 bahkan terkadang tidak ada, maklum kami hanya petani", ungkapnya.

    Pengakuan Nurmi bahwa dirinya bersama saudaranya yang masih TK tidak pernah merasa lapar sekalipun berjalan jauh, bahkan tidak ada rasa takut sedikitpun ketika melintas di jalan terjal serta berjurang tersebut.

    Nurmi salah satu contoh generasi yang hidup pas pas an Namun tak pernah mengeluh untuk meraih sebuah cita cita. Ti nggal di wilayah terpencil tak menyurutkan semangatnya untuk menempuh pendidikan. (*)


    Penulis | Irwandar