• Apakah Kecerdasan Buatan (AI) Dapat Mengalahkan Manusia?

image_title
Ket: Ahmadi (Kasi Peserta Didik & Pembangunan Karakter Bidang Dikdas Dikbud Wakatobi).
  • Share

    BUMISULTRA

    Pada mula Sosial 5.0 pertama kali diperkenalkan di Jepang untuk menjawab tantangan bagaimana kemajuan teknologi harus mengimbangi bagaimana masyarakat harus berkembang seiring teknologi semakin kedepan semakin maju. Masyarakat dengan mudah menikmati segala kemudahan hanya dalam satu genggaman.

    Dengan Sosial 5.0 juga, Kecerdasan Buatan akan berkolaborasi dengan segala aspek kehidupan dimana kecerdasan buatan atau biasa disebut Artificial Intelegence ini akan membantu menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi baik dalam sisi sains teknologi maupun  sisi sosial humaniora ( Hidayat, 2022).  

    Fukuyama telah mencatat bagaimana perkembangan teknologi informasi, khususnya internet dan media sosial, telah memengaruhi proses demokrasi, bagaimana teknologi ini dapat digunakan masif menyebarkan informasi politik dan memobilisasi masyarakat, tetapi juga dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi dan polarisasi politik.

    Fukuyama telah menyoroti Teknologi telah menciptakan kesenjangan ekonomi antara individu dan kelompok yang memiliki akses terhadap teknologi dan mereka yang tidak memiliki akses. Perancangan konsep Society 5.0 adalah untuk membangun masyarakat yang manusia-sentris yaitu hidup berkulitas dan hidup layak dari sisi peradaban teknologi (Fukuyama, 2018).

    Kecerdasan buatan dari sisi etis

    Terlepas dari pandangan agama, penting untuk menjalankan dan mengembangkan teknologi dengan mempertimbangkan dampak etisnya dan memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan untuk kebaikan bersama dan kemaslahatan umat manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk paling sempurna dari makhluk lainnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS At-Tin ayat 4 yang artinya “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

    Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik yang semakin banyak diperdebatkan oleh kalangan ilmuwan maupun perdebatan global akhir-akhir ini , telah memicu pertanyaan yang mendalam tentang potensi AI untuk mengalahkan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi apakah AI benar-benar dapat mengalahkan manusia dan apa implikasinyaPada dasarnya, AI adalah kemampuan komputer untuk melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Ini mencakup pengenalan pola, pengambilan keputusan, dan bahkan pembelajaran mandiri.

    Seiring berjalannya waktu, AI telah membuat kemajuan yang signifikan dalam berbagai domain, seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, permainan catur, dan kendaraan otonom. Saat ini, AI masih jauh dari memiliki kecerdasan yang sebanding dengan manusia. AI cenderung berspesialisasi dalam tugas tertentu, sedangkan manusia memiliki kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan dunia yang sangat beragam.

    Beberapa ahli AI dan futuris berpendapat bahwa AI pada suatu saat bisa mencapai tingkat kecerdasan yang sama dengan manusia. Ini dikenal sebagai "Kecerdasan Buatan yang Kuat" atau "AI Superintelligent.

    "Jika ini terjadi, apa implikasinya? AI dengan kecerdasan kuat mungkin mampu melampaui manusia dalam berbagai tugas tertentu, membuka pengangguran massal karena tergesernya pekerjaan manusia yang sudah digantikan oleh kecerdasan buatan atau robot dibeberapa sektor, juga karena terintegrasinya AI dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ini dapat berupa kehadiran mobil otonom tanpa pengemudi, teller bank, akuntan, pramusaji atau waiter. 

    Juga mencakup riset ilmiah, analisis data, perencanaan strategis, dan sebagainya saat ini sudah ditangani kecerdasan buatan atau AI. Kinerja yang lebih tinggi dalam domain-domain ini bisa membawa manfaat besar dalam berbagai industri. Namun, kehadiran AI superintelligent juga dapat membawa risiko dan tantangan. Terdapat keprihatinan tentang kendali dan keamanan AI semacam ini. Bagaimana kita memastikan bahwa AI yang sangat cerdas ini akan digunakan secara etis?

    Bagaimana kita mencegahnya mengambil keputusan yang merugikan manusia? Ketika AI semakin mampu menggantikan pekerjaan manusia, muncul pertanyaan tentang dampak sosial dan ekonomi. Bagaimana kita menangani pengangguran yang disebabkan oleh otomatisasi? Bagaimana kita memastikan bahwa kecerdasan buatan memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan?

    AI harus dimanfaatkan dengan bijak

    Sejauh ini, AI telah menunjukkan potensi luar biasa dalam berbagai tugas. Namun, AI masih jauh dari mengalahkan manusia dalam hal kecerdasan umum. Munculnya AI superintelligent adalah topik yang sangat kontroversial dan penuh tantangan. Sementara AI dapat memberikan manfaat besar, kita juga perlu sangat berhati-hati dalam mengelolanya agar sesuai dengan nilai-nilai etis,  manusia dan kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, pertanyaan tentang apakah kecerdasan buatan akan dapat mengalahkan manusia adalah pertanyaan yang sangat kompleks dan masih memerlukan perdebatan dan kajian lebih lanjut. Yang pasti, AI adalah alat yang sangat kuat yang dapat memberikan manfaat besar jika digunakan dengan bijak. (*)

    Penulis : Ahmadi, Kasi Peserta Didik & Pembangunan Karakter Bidang Dikdas Dikbud Wakatobi


    Penulis | redaksi