-
BUMISULTRA
Malam Lailatul Qadar telah berlalu, dimana semua orang menyambutnya dengan sepercik cerita kegembiraan bagi umat Islam di seantoro negeri, rumah-rumah terang disetiap sudutnya dengan lilin bahkan diantaranya berkeliling dengan obor menerangi sudut-sudut jalan kota dan pedesaan.
Sungguh malam dinanti umat Islam, dijanjikan Rasul Allah SWT jatuh pada malam-malam ganjil penghujung bulan penuh berkah nan suci yakni Ramadhan.
"Dia (Lailatul Qadar) di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa mengerjakan bangun untuk beribadah pada malam itu karena iman dan mengharap ridho Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. (HR. Ahmad)
Diantara keutamaan lailatul Qadar dijelaskan dalam surat Al Qadr, tidak hanya menjadi bulan terbaik dari 1.000 bulan serta turunnya Kitab Al Quran melainkan malam itu diyakini juga menjadi pengampuan dosa dan pahala manusia.
"Pada malam itu turun para malaikat dan Ru? (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan" Qs.Al Qadr : 4.
Lalu bagaimana dengan dosa-dosa kita yang telah lalu..?
Tentu ini adalah pertanyaan terakhir kita jelang masa akhir kita menahan diri selama 1 bulan penuh.Puasa bagi kita adalah perkara Wajib, sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan untuk melaksanakannya dengan tujuan agar kita mencapai kesungguhan hati terhindar diri dari larangan Allah SWT dan mengikuti apa saja yang diperintahkan kepada kita.
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".Qs.Al Baqarah : 183.
Lalu apa yang kita puasakan....?
Puasa, berasal dari kata shaum dalam bahasa Arab artinya menahan. Dalam segi makna menahan diri.
Berdasarkan penjelasan nash Al Quran dan hadist waktunya di tentukan mulai terbitnya Fajar hingga tenggelamnya Matahari. Sebagaimana Allah SWT menjelaskannya sesuai QS. Al-Baqarah: 187, Artinya
“Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam.”
Demikan lewat hadist Rasullallah Muhammad SAW mempertegas waktu berbuka yang artinya;
"Makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummu Maktum mengumandangkan adzan.”
(HR. Bukhari & Muslim)Kendati wajibnya perintah puasa, sedikit saja perihal apa saja yang Allah dan Rasulnya larang untuk kita lakukan, saat kita menjalani puasa menahan diri kita kita dari nafsu karena keimanan pada Allah SWT.
Menahan lapar dan dahaga, berkata kotor serta mencegah diri bercampur dengan istri diwaktu puasa tentu sekedar larangan untuk mulut kita dan kelamin, semata.
Bagaimana indramu yang lain...??
Padahal saat pertanggung jawaban akhir atas seluruh perbuatan manusia itu mulut menjadi kaku tak bisa berbuat berkata apa-apa.
Justru seluruh indramu,
Mata, telinga, tangan dan kaki akan bersaksi atas perbuatanmu sendiri.
Bahkan kulit yang membungkus dagingmu pun tak lepas menjelaskan kepada Tuhan, Allah SWT akan apa yang ia perbuat selama kau kemandoi dalam dirimu."Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan". Qs.Yasin : 65
Pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Qs.An-Nur: 24
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, pengelihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?”
Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, pengelihatan, dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” QS. Fushilaat : 20-22.Mungkin kah, saat puasa kau lalai memuasakan mereka...?
Siapa indramu tersebut yang tak bisa mulutmu sendiri kendalikan mereka.Apakah layak bagimu
Mulut dan kemaluan saja kau puasakan.