-
BUMISULTRA
KOLAKA TIMUR -Untuk yang ketiga kalinya Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) melakukan Bintek atau Studi tiru, dimulai dari Studi Banding di Sulawesi barat , pemberangkatan 117 Kades studi banding di pulau jawa, dan terakhir bulan ini 117 para Ketua TP PKK Desa, 12 Ketua TP PKK Kecamatan, akan melakukan Studi banding di daerah istimewa Jogyakarta yang di jadwalkan akan berangkat Senin (22/05).
Dana yang digelontorkan studi tiru para ibu - ibu PKK Desa se Koltim tidak main - main sebesar Rp1, 1 milyar lebih. Adapun kontribusi tiap Desa untuk biaya bintek PKK sebesar Rp 10 juta per desa, anggaran tersebut bersumber dari APBDesa masing tahun 2023, selanjutnya kontribusi Ketua TP PKK Kecamatan sebesar Rp 10 juta tiap Kecamatan, kalau di total keseluruhan mencapai Rp 1, 2 miliar.
Ironisnya 2 Bintek yang dilakukan sebelumnya hingga kini belum di ketahui out putnya bagi Daerah, belum lagi bintek para Kades yang sudah di lakukan berkali kali tiap tahunya hingga kini publik masih mempertanyakan mamfaatnya atau output yang di hasilkan.
Keberangkatan 117 TP PKK Desa ke jogyakarta di duga justru menyisahkan kepusingan dikalangan sebagian Kades, berdasarkan pantauan dan informasi yang beredar, sebagian Kades harus mencari dana talangan alias berutang sebesar 10 juta sebagai kontribusi yang di setorkan melalui DPMD Koltim. Menurut Kades bahwa saat ini belum ada pencairan sehingga kami mencarikan dulu dana lain.
Terkait hal tersebut, Plt Kadis DPMD Irwan kara yang di konfirmasi terkait anggaran tersebut membenarkan, bahwa memang anggaran bintek/studi tiru PKK di Jogya sudah di masukan di APBDes Sebesar 10 juta rupiah, "iya anggaranya di masukan di APBDes tahun 2023", tulisnya melalui pesan singkat whatshapnya beberapa hari lalu.
Anggaran sebesar 1, 2 milyar lebih untuk studi banding PKK Desa tersebut juga mendapat sorotan dari pemerhati masalah sosial dan pembangunan Eritman Rahmat.
Menurut ketua LSM Kader Koltim ini, dalam kurun waktu 10 bulan sejak menjabat sebagai PLT Bupati koltim, tercatat sudah 3 kali kegiatan studi tiru yang telah dilaksanakan. Di antaranya studi tiru bidang pertanian di kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, Bimbingan teknis 117 kepala desa di salah satu provinsi di pulau Jawa. Dan terkini keberangkatan seluruh istri istri kepala desa ke Jogjakarta dengan agenda studi tiru PKK yang mamfaatnya pun masih di pertanyakan apalagi menelan anggaran 1 milyar lebih, ungkapnya, Minggu (21/05).
"Kalau dikalkulasi dalam Tiga kali pemberangkatan dengan dalih studi tiru telah menekan anggaran hampir 5 milyar, ini jelas pemborosan anggaran di tengah kondisi daerah yang masih membutuhkan priotas terutama disektor infrastruktur jalan," ungkapnya.
Eritman juga mempertanyakan out put dari kegiatan studi banding tersebut yang mestinya harus disampaikan juga ke publik. Iya mencotohkan hasil kegiatan studi tiru pertanian di Kabupaten Mamuju hingga kini belum kelihatan manfaat apa yang diperoleh yang dapat diimplementasikan untuk kemajuan pertanian di Koltim.
"Akan lebih efektif dan efisien dari segi anggaran kalau kemudian pematerinya yang didatangkan ke daerah, prakteknya pun bisa langsung ke lokasi pertanian milik petani di Koltim," pungkasnya.
Dari informasi yang ada bahwa besok (22/05) tahap pertama Para Ketua TP PKK Kecamatan bersama Ketua TP PKK Kabupaten Hartini Azis akan terbang ke Jogyakarta, dan penerbangan kedua para Ibu - Ibu PKK Desa bersama Tim dari DPMD Koltim akan menyusul.
Olehnya itu, berbagai persoalan di atas publik berharap agar Plt Bupati Koltim Abd Azis untuk melakukan evaluasi kedepan agar anggaran APBD bisa berputar di wilayah Koltim agar bisa di rasakan oleh warga. (*)