-
BUMISULTRA
KOLAKA TIMUR -Sudah tidak asing lagi menyambut hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945, setiap tahunya Umat Hindu di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) menggelar pawai ogoh -ogoh, kalau sebelumnya pawai ogoh - ogoh tersebut di gelar di masing -masing Desa adat namun kali ini di lakukan secara terpadu di lapangan Desa Tasahea Kecamatan Loea yang dimulai pada.pukul 13.00 wita yang diikuti 10 peserta pawai dari berbagai Desa Di Koltim, Sabtu (18/03).
Plt Bupati Koltim Abd. Azis yang hadir para perayaan ogoh - ogoh sangat mengapresiasi dengan adanya kegiatan yang sangat ramai ini.
Dikesempatan tersebut Azis berpesan untuk selalu menjaga kesatuan dan persatuan umat , dan pawai ogoh - ogoh ini merupakan bukti bahwa budaya serta adat masyarakat Hindu masih terjaga, ungkapnya.
Sementara itu , Pemangku Adat Desa Dwi Eka Dharma, Mangku Dewa Mardika mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk terus melestarikan budaya yang ada.
Dewa Mardika mengungkapkan, Ogoh - Ogoh juga merupakan simbol dari sifat angkara murka, kesombongan dan prilaku buruk yang ada pada diri manusia yang diwujudkan dalam bentuk Ogoh -Ogoh.
"Kemudian nantinya Ogoh - Ogoh akan diarak keliling Desa dan dibakar dengan maksud agar prilaku buruk atau negatif yang ada pada diri manusia itu terbakar habis bersama ogoh - ogoh", bebernya.
Dikonfirmasi terkait pesan yang ingin disampaikan pada perayaan ogoh - ogoh kepada Umat Hindu, Ketut Maria Asmara selaku tokoh Umat Hindu yang juga Ketua Komisi 2 DPRD Koltim menyebutkan bahwa pesan yang sejatinya di sampaikan dalam perayaan ogoh - ogoh ini bahwa proses perayaan ogoh -ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan ?ekuatan alam semesta, dan waktu yang Maha dasyat.
Olehnya itu sifat kesombongan dan prilaku negatif pada diri manusia terbakar habis bersama ogoh -ogoh, pungkasnya.
Penulusuran awak media sejak pagi, peserta pawai ogoh - ogoh khususnya milenial Bali mulai berdatangan ke Loea dengan masing - masing peserta membawa patung ogoh - ogoh yang di iringi gamelan bali. (*)