• Proyek Pertambangan Saprolit dan Limonite PT Vale Mencapai 49 Persen

image_title
Ket: Construction Project Manager Specialist IGP Pomalaa, Agus Hikmawan
  • Share

    BUMISULTRA

    KOLAKA - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, terus menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam fase konstruksi. Hingga Desember 2024, pencapaian laporan kunci perizinan utama untuk proyek pertambangan greenfield saprolite dan limonite telah mencapai 49 persen.

    "Investasi strategis senilai USD 4,5 miliar ini, menegaskan komitmen PT Vale dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kolaka, serta memastikan operasional pertambangan yang berkelanjutan," kata Construction Project Manager Specialist IGP Pomalaa, Agus Hikmawan saat melakukan media iftar dengan sejumlah wartawan Kolaka, Selasa (11/03/2025) di cobe-cobe desa.

    Agus Hikmawan menegaskan, proyek dirancang tidak hanya untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan keberlanjutan lingkungan dan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Proyek IGP Pomalaa sebagai katalisator yang tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur industri nikel di Indonesia, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, pengembangan ekonomi lokal, serta inisiatif keberlanjutan yang nyata.

    Sebagai salah satu proyek prioritas nasional, PT Vale IGP Pomalaa telah menciptakan dampak ekonomi langsung di Kolaka dengan menyerap 2.577 tenaga kerja hingga akhir 2024, sesuai laporan resmi ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka. Selain itu, proyek ini turut berkontribusi terhadap penerimaan daerah melalui pajak daerah senilai lebih dari Rp 4 miliar, yang menjadikan PT Vale penerima penghargaan “Wajib Pajak Badan dengan Laporan Terbaik 2024” dari Pemerintah Kabupaten Kolaka.

    Ketgam: Vanda Kusumaningrum Head of Corporate Communications PT Vale Indonesia Tbk

    Di saat yang bersamaan, PT Vale IGP Pomalaa tengah mengakselerasi pembangunan infrastruktur tambang yang mencakup pembangunan jalan tambang (MHR), sistem pengolahan air limbah, fasilitas penyimpanan bijih, hingga pusat kendali operasional. Agus menegaskan juga bahwa setiap aspek konstruksi berjalan sesuai rencana untuk mendukung operasional pabrik High-Pressure Acid Leach (HPAL) yang akan mempercepat hilirisasi industri nikel di Indonesia.

    “Fokus utama kami adalah memastikan bahwa setiap tahap konstruksi, mulai dari pembersihan lahan, pembangunan jalan tambang, hingga fasilitas pendukung lainnya, berjalan sesuai target dan memenuhi standar keberlanjutan global,” kata Agus Hikmawan.

    Begitupun HSOR senior manager PT Vale IGP Pomalaa, Guntur Suryaninghadi mengungkapkan bahwa PT Vale menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas utama dalam pelaksanaan proyek.

    Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, PT Vale juga tengah membangun Pusat Persemaian (Nursery) yang akan menghasilkan satu juta bibit per tahun untuk mendukung reklamasi lahan pascatambang dan pelestarian lingkungan. Fasilitas ini akan dibangun berdampingan dengan Kebun Raya Kolaka, menjadikannya bagian integral dari ekosistem hijau yang mendukung rehabilitasi kawasan pertambangan.

    Selain itu, PT Vale IGP Pomalaa aktif mengimplementasikan berbagai program Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Program Pengembangan Masyarakat (PPM). Salah satu inisiatif unggulan adalah Operasi Katarak Gratis pada Desember 2024 yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs 3: Good Health and Well-being).

    “Kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan sekadar inisiatif, tetapi bagian dari budaya perusahaan yang berdampak nyata bagi masyarakat,” katanya.

    Di sektor pemberdayaan ekonomi, PT Vale juga telah menjalankan program pertanian organik dan pelatihan herbal bagi petani lokal, serta memberikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Sembilanbelas November (USN) sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia unggul di Kolaka.

    Sementara Head of Corporate Communications PT Vale, Vanda Kusumaningrum mengungkapkan, dengan kemajuan strategis yang dicapai hingga 2025, PT Vale IGP Pomalaa semakin mempertegas posisinya sebagai pemimpin dalam industri nikel berkelanjutan di Indonesia. Keterlibatan pemangku kepentingan, mulai dari masyarakat, pemerintah daerah, hingga mitra industri, menjadi kunci utama dalam memastikan proyek ini tidak hanya berjalan sesuai rencana tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.

    “Keberlanjutan bukan hanya tentang bagaimana kita menambang, tetapi bagaimana kita menciptakan warisan positif bagi daerah dan masyarakat tempat kita beroperasi. Inilah visi PT Vale dalam membangun masa depan industri nikel Indonesia,” kata Vanda Kusumaningrum. (*)


    Penulis | Armin Arsyad












































VIDEO