-
BUMISULTRA
MUNA--Bejat, Begitulah kelakuan Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) inisial JM (42) yang berdinas di instnsi Kehutanan Kabupaten Muna. sebagai seorang ayah, Ia tega menodai anak kandungnya sendiri yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah dasar.
Mawar (nama samaran) kini mengalami trauma karena ulah kebiadaban ayahnya yang sering kali disetubuhinya. tak hanya itu, pelaku juga sering menyuruh korban untuk memegan alat vitalnya. Dan parahnya lagi, perbuatan tidak senonoh ini ternyata sudah dilakukan selama dua tahun mulai dari tahun 2017 lalu.
Pria kelahiran 1976 kini tengah merasakan dinginnya jeruji besi saat dibekuk aparat kepolisian dikediamanya pada selasa (2/7/2019), yang berada di Jalan Lakilaponto Kelurahan Raha II, Kecamatan Katobu.
Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, lewat Kasat Reskrim, AKP Muh. Ogen Sairi membenarkan perihal tersebut. Ia mengatakan, pelaku kini sudah diamankan di Mako Polres Muna kerena telah menyetubuhi anak kandungnya dari tahun 2017.
Tak hanya itu, Mawar juga menceritakan kisahnya, bahwa alat vitalnya sering disentuh menggunakan jari oleh pelaku dan bukti itu juga diperkuat oleh ibu kandungnya SJ. Sebab ia pernah melihat kemaluan (liang Vagina) anaknya saat buang air kecil sudah seperti liang vagina perempuan Dewasa (membesar).
"Mendengar itu, Ibu korban bersama saudara kandungnya langsung melaporkan kejadian itu di polisi kalau suaminya sudah menyetubuhi anaknya mulai masuk kelas 1 SD ." ucap mantan Kapolsek Katobu
Lanjut Ogen, Pelaku dijerat Pasal 81 ayat (3) dan Ayat (1) Jo. Pasal 76D UU RI No. 35 tahun 2014, tentang perlindungan anak, sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU RI No. 17 tahun 2016, tentang penetapan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2016, tentang perubahan kedua atas UU No. 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak menjadi Undang - undang subs pasal 82 ayat (2) dan ayat (1) Jo. Pasal 76E UU RI No. 35 tahun 2014, tentang perlindungan anak, sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU RI No. 17 tahun 2016, tentang penetapan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2016, tentang perubahan kedua atas UU No. 23 tahun 2002, tentang perlindunagan anak menjadi Undang - undang Jo pasal 64 ayat (1) kuhpidana.
"Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya pelaku kini menekam di penjara dan ancaman pidana 15 tahun penjara." tandasnya. (*)
