-
BUMISULTRA
NTT--Ditengah mewabah nya Pandemi Covid 19 (Corona Virus) dan kecemasan Pemerintah terhadap masyarakat, muncul Sebuah video live yang di unggah oleh salah seorang penumpang KM Lambelu yang menunjukan kemarahan penumpang hingga beberapa penumpang mengambil keputusan untuk melompat kelaut dikarenakan kapal tersebut tidak di izinkan untuk sandar di pelabuhan Loren Say Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh pemerintah setempat pada hari Senin sore (07-04-2020).
Dalam video tersebut terlihat rombongan Bupati dengan menggunakan Speed Boat mencoba mendekati KM Lambelu untuk berkoordinasi dan memberikan pengertian kepada para penumpang kapal tersebut menggunakan pengeras suara dan mencoba mendengarkan keluhan para penumpang.
Terlihat salah satu penumpang KM Lambelu mencoba berbicara dengan dengan Bupati Sikka mengunakan pengeras suara, Ia mengatakan apabila kapal KM Lambelu tidak di izinkan untuk sandar di pelabuhan Maumere, maka mereka akan memanggil kapal-kapal untuk menjemput mereka (Keluarga. Red).
"Solusinya, kalau Bapak Bupati tidak berani kasih keputusan kepada kami, maka kapal kami akan menjemput kami di KM Lambelu ini, dan Bapak juga tidak berhak untuk melarang, kaerna Bapak sudah tidak menganggap kami anak-anak Bapak, bagaimana pak?? Kami mohon dengan sangat!! Banyak kapal kami dan siap diluncurkan untuk menjemput kami, karna kami juga punyak hak asasi,'' ungkapnya
Dari kejauhan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mencoba untuk memahami harapan-harapan dan keluhan hingga usul para penumpang dan meminta waktu untuk koordinasikan dengan pemerintah Provinsi.
"Jadi saya sudah dengarkan semua harapan-harapan dan usul bapak ibu sekalian, jadi berikan saya waktu untuk berkoordinasi dengan provinsi, dan saya juga berharap kalian bisa tiba di daerah kalian tercinta, akan tetapi sebagai bupati yang menjalankan tugas juga harus berkoordinasi dengan provinsi dan Protokoler kesehatan covid 19 untuk mengambil keputusan, jadi saya harap bapak ibu semua tenang dan berdoa semoga persoalan ini bisa kita selesaikan dengan baik dengan hati yang damai. terimakasih,'' jelas bupati.
Selain itu salah seorang penumpang juga mengatakan apabila Bupati tidak memberikan keputusan cepat, maka mereka akan terjun kelaut dan menyatakan Bupati harus bertanggung jawab atas keputusan para penumpang itu.
"Baik Pak kami akan menunggu keputusan Bapak, karena kasihan teman-teman kami disini, Bapak perlu ingat, mungkin ada yang bisa mengerti, namun kemungkinan juga ada yang akan melompat dan kami tidak bisa bertanggung jawab, dan itu hak nya bapak untuk bertanggung jawab, bukan kami Pak!! Jadi mohon koordinasi nya cepat dan informasi untuk kami bisa diterima di pelabuhan Maumere pak." Harapnya
Menanggapi video yang beredar, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo seperti yang dikutip dari CNN Indonesia mengatakan awak kapal KM Lambelu tidak boleh bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, NTT sebelum mengikuti prosedur protokol kesehatan Covid-19.
Kebijakan itu diambil karena berdasarkan informasi dari posko Nunukan, ditemukan empat penumpang yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
Pernyataan ini ia sampaikan menindak lanjuti video yang beredar yang menunjukkan para penumpang kapal terlihat mengungkapkan amarahnya lantaran tidak diperbolehkan bersandar di Maumere.
"Bukan tidak boleh bersandar. Mereka harus ikuti prosedur karena kapal KM Lambelu itu berdasarkan hasil informasi dari posko Nunukan pada tanggal 28 itu memuat penumpang positif 4 orang," kata Roberto saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/4).
Dalam pelayarannya menuju Maumere, Roberto mengungkapkan anak buah kapal (ABK) KM Lambelu tidak diganti. Atas informasi dari posko Nunukan, ia menuturkan pihaknya melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test yang mengungkap tiga ABK yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
Ia menerangkan di KM Lambelu terdapat 95 ABK. Sementara yang dilakukan pemeriksaan cepat menggunakan metode random sampling melibatkan 25 ABK.
"Nah, ditemukan ini sudah mengarah ke positif. Besok kita lakukan swab untuk tiga orang. Satu orang itu penjaga kantin; seorang ibu. Dua orangnya itu adalah ABK yang kemarin mengikuti juga kegiatan di Gowa," tuturnya.
Berdasarkan hal tersebut, Pemkab Sikka-- berdasarkan arahan Gubernur Nusa Tenggara Timur-- memutuskan untuk tidak mengizinkan kapal tersebut bersandar di Maumere. Hal itu, terang Roberto, demi kepentingan kesehatan warga lainnya.
"Kita harus lakukan pengecekan lebih detail supaya bisa melindungi masyarakat disini juga," katanya.
Roberto menuturkan tadinya para penumpang KM Lambelu akan dikarantina di kapal. Namun, rencana tersebut malah mendapat penolakan yang berujung kepada kemarahan penumpang kapal.
Ketika disinggung penumpang yang nekat terjun ke laut, ia mengklaim mereka sudah dikembalikan kembali ke kapal KM Lambelu.
"Nah, lompat. Mereka protes supaya kapal itu dipaksa untuk bersandar. Kalau bersandar dengan penumpang 238 orang, kami punya kapasitas dengan alat pelindung diri (APD) saja kurang," imbuh dia.
Saat ini, Roberto menyatakan KM Lambelu beserta penumpangnya masih berada di laut dan dalam pengawasan pihaknya. (*)