-
BUMISULTRA
KENDARI- Penggunaan obat-obatan terlarang saat ini semakin marak dikalangan masyarakat terutama anak-anak, hingga pada akhirnya menjadi seorang pecandu dan terpaksa dilakukan rehabilitasi. Mudahnya penyebaran barang haram itu membuat angka pecandu ditahun 2017 meningkat mencapai 143 orang, jika dibandingkan dengan tahun 2016 mencapai 138 orang.
Saat dijumpai dalam konferensi persnya, rabu (13/12/2017) Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Murniati menjelaskan, mereka selalu siap untuk menerima masyarakat yang ingin sembuh. Selain itu penyebap uatama lainnya, karena kurangnya kesadaran dari masyarakat atau orang tua terkait bahayanya penggunaan obat terlarang ini, sehingga peningkatan pecandu di Kota Kendari meningkat, bahkan diperkirakan akhir tahun 2017 ini jumlahnya akan bertambah.
"Sebtulnya kalau mereka paham, masyarakat itu sendiri untuk datang melaporkan dirinya bahwa pemakai ini mau sembuh," jelasnya.
Dijelaskannya, jenis narkoba yang paling tinggi digunakan adalah golongan PCC berjumlah 70 orang , 46 orang pemakai sabu-sabu, pemakai tramadol 40 orang, ganja sintetis termasuk dengan ganja gorila/medusa dalam bentuk rokok itu19 orang.
"Sekarang untuk memperoleh barang-barang ini susah sangat mudah, mereka bisa pesan online, seperti ganja gorila harganya 50 ribu," katanya.
Setelah diperhatikan lebih jauh, dari 143 orang tingkat pecandu di Kota Kendari terbesar adalah pelajar 90 orang, menyusul wiraswasta 22 orang, ibu rumah tangga ada 8 orang, pengangguran 8 orang, honorer 1 orang, swasta 5 orang, dan yang ditemukan PNS 5 orang.
"Kalau ada seorang pecandu aktif dan susah untuk di rawat jalan, baru bisa dirujuk untuk di rawat inap dipanti rehabnya BNN," tambahnya.
"Dari jenis gender laki-laki paling unggul dibandingkan dengan perempuan berjumlah 125 orang dan perempuan 18 orang," ujarnya.(*)