-
BUMISULTRA
KOLTIM -Petani Sawah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjerit akibat harga gabah saat ini anjlok di kisaran 3.300 per kilo gram. Sementara harga normal atau HPP harga gabah kering panen mencapai 4.400/kg. Petani berharap Pemda serta Bulog dan mitranya bisa turun tangan mengantisipasi anjloknya harga gabah.
Salah seorang petani sawah Wayan Wirka mengatakan, setiap kali panen kami selaku petani merasakan dampaknya penurunan harga, sudah murah di potong lagi 5 kg, bagaimana kami tidak menjerit, ungkapnya hari ini, Sabtu (08/04).
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas (Kadis) Pangan DR. Idarwati yang dimintai keterangan terkait anjloknya harga gabah mengatakan, anjloknya harga gabah di Koltim karena bersamaan petani panen, baik di Kabupaten Konawe, Kolaka Koltim dan Sulawesi Selatan, konawe juga anjlok. Sementara harga Pemerintah kita 4.200/kg sekarang posisi di harga 3.700 per kilo, ujarnya saat di wawancara melalui telpon selulernya sabtu (08/04/2021).
Dikatakanya, ini juga dipengaruhi bersamaan hujan di Koltim, "kita arahkan petani tahan hasil panenya itu tidak mungkin, sementara di koltim lumbung pangan masih terbatas, Drayer dan lantai jemur masih terbatas sehingga petani secara bersamaan di musim hujan tidak bisa di tampung hasil panenya, tapi kami upayakan setelah mei hingga juni harga akan kembali normal 4000 per kilo minimal",
tandasnya.Idarwati menambahkan kita upayakan kedepan mengusulkan di APBD dan APBN pengadaan untuk lumbung padi di tiap kecamatan, sehingga nanti dapat menampung gabah petani saat bersamaan panen. Jadi anjloknya karena memang bersaman panen baik di Sultra maupun di Sulawesi Selatan sehingga pedagang dari Sul - Sel pun tidak bisa masuk ke koltim membeli gabah, terangnya.
Terkait permasalahan tersebut anggota Komisi 2 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Koltim dari Fraksi Nasdem Eka widiawati, S.kep saat di wawancara mengakui bahwa harga gabah beberapa hari lalu anjlok. Kami mendapatkan keluhan petani bahwa harga gabah anjlok sampai di kisaran 3.300/kg, kata Eka kepada Bumi Sultra.
Lanjutnya, anjloknya harga gabah bukan saja di Koltim tapi menyeluruh sampai di Kabupaten lainya, sudah banyak keluhan petani terkait ini bahkan Pemda sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya.
"Kami bersama Ketua DPRD akan bersurat ke Pemda sekaligus Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas terkait, hanya minggu kemarin para organisasi Perangkat Daerah (OPD) keluar kota termasuk Kadis Pangan Bu Idarwati sehingga di pending, kata Eka.
"Rencananya kami akan turun lapangan cek langsung di gudang -gudang dan penggilingan, sehingga dapat diketahui kendalanya, karena ada beberapa penggilingan tidak membeli gabah dengan alasan gudang full", tutupnya. (*)