• Cukai Rokok Naik, Bisa Jadi Solusi Berhenti Merokok!

image_title
Ket: Ilustrasi Foto : Google
  • Share

    BUMISULTRA

    Sangat disayangkan asumsi negatif dijadikkan pembenaran untuk kebiasaan yang tidak benar.  Padahal dikemasan rokok sudah tertulis "Merokok itu Membunuhmu"

    Banyak bahaya yang mengintai yang dapat membahayakan kesehatan mulai dari masalah paru-paru sampai dengan tahapan membahayakan kesehatan orang lain.

    Namun karna sudah menjadi kebiasaan, membuat mereka tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar, maka tak heran di tempat umum pun sama. Mereka merokok dengan sebebas-bebasnya karna tak ada lagi kepedulian dengan sesama.

    Jadi, ketika anak-anak ikutan merokok karna orang tuanya merokok menjadi wajar saja. Karna gimana ceritanya orang tua melarang anaknya merokok sedangkan dirinya sendiri merokok. Orang tua yang harusnya menjadi contoh teladan malah memberikan contoh yang buruk.

    Tahun 2023 cukai rokok dikabarkan akan kembali dinaikkan sebesar 10% dengan tujuan untuk mencegah konsumsi rokok di kalangan anak-anak yang berusia 10-18 tahun

    Selain itu data menunjukkan bahwa konsumsi rokok mencapai 12,21%  bagi masyarakat miskin perkotaan dan 11,63% masyarakat miskin pedesaan yaitu menempati urutan kedua dalam hal konsumsi.

    Ini tentunya sangat parah sekali mengingat tingkat konsumsi dari rokok itu sendiri hanya kalah dari konsumsi beras saja. Ia mampu mengalahkan makanan-makanan jenis lainnya.

    Namun apakah kenaikan cukai rokok tadi bisa menjadi solusi agar masyarakat mau berhenti dari kebiasaan buruk ini?

    Penulis rasa belum tentu karna secara historikal pun cukai rokok sudah beberapa kali dinaikkan tapi perokok masih saja melanjutkan aktivitas merokoknya. Karna memang faktor utama yang membuat seseorang berhenti merokok harus berasal dari faktor internal bukan eksternal.

    Gimana maksudnya?
    Faktot internal yang penulis maksud disini adalah kesadaran dan motivasi dari perokok itu sendiri, Karna motivator terbaik adalah dirimu sendiri.

    Lalu apa yang bisa memotivasi untuk berhenti, kan merokok itu salah satu cara untuk menikmati hidup?

    Banyak cara kok untuk bisa menikmati hidup tanpa harus membahayakan kesehatan. Kenapa rokok jadi terasa nikmat padahal yang dihisap dan dikeluarkan itu asap?. Karna sudah dijadikan kebiasaan secara berkelanjutan.

    Coba aja dari awal ga merokok pasti ga ada sensasi nikmatnya. Buktinya kita yang wanita tidak tertarik sama sekali untuk merokok bahkan merasa terganggu oleh kepulan asap rokok yang ada.

    Maka dari itu buat para perokok cobalah untuk memikirkan orang lain bukan hanya dirinya sendiri. Bukankah anda itu punya anak, istri ataupun jika belum berkeluarga dalam ikatan pernikahan anda masih punya saudari perempuan dalam ikatan darah.

    Apa anda tidak sayang dengan keluarga anda? Jika masih sayang berhentilah dan niatkan demi kebermanfaatan bersama bukan malah melanjutkan merokok karna keegoisan semata.

    Tapi kan merokok itu candu? Suruh orang berhenti sih gampang aja lakuinnya bisa ga? Mungkin itu diantara bentuk komplain dari kaum laki-laki bila dingati.

    Iya benar rokok itu candu. Sehingga udah pasti ga bisa dia mode berhentinya tiba-tiba, maka dari itu  bisa dilakukan secara bertahap yakni mengurangi frekuensi merokok.

    Jika biasanya anda merokok 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari, lalu menjadi hanya 1 kali sehari dan sampai kepada tahapan merokok menjadi tidak menarik lagi. (*)

    Sumber: https://www.kompasiana.com

     


    Penulis | redaksi