• Pemimpin dan Kepemimpinan

image_title
Ket: Bidang Strategi Pembangunan KAHMI Wakatobi, La Ilu Mane
  • Share

    BUMISULTRA

    WAKATOBI - Menengok perjalanan bangsa Indonesia, negeri kita tak kurang memasuki dekade emas. Indonesia jelang 80-an usianya sejak diproklamirkan merdeka oleh tokoh-tokoh bangsa.

    Usia 79 tahun bukan waktu yang singkat. Negara-negara yang belakangan merdeka seperti Singapura dan Malaysia telah makmur.
    Dua negara ini menjadi percontohan atas kehebatan negaranya. Nyatanya negara ini SDA cukup terbatas bahkan seperti Singapura, pasir saja harus diangkut dari Indonesia.

    Jika perbandingannya karena negara itu kecil maka bayangan kita adalah negara India. Satu-satu negara tahun merdekanya beda 2 tahunan dengan Indonesia. India terkenal dengan teknologi nuklirnya.

    Apa yang salah dengan Indonesia..?

    Mengutip penjelasan Prof.Salim Said. Pengamat politik ini menilai Indonesia bahkan Tuhan saja tak ditakuti. Ini menjelaskan bahwa ada yang salah dalam kepemimpian kita.

    Kepemimpinan dimaksud itu sebagai subject dari pemimpin yang memahami perjalanan sejarah bangsanya sendiri. Indonesia merupakan negara satu-satunya di dunia yang majemuk dengan dominan kebudayaannya.

    Kemajemukan ini memberi pengaruh besar terhadap tatanan bangsa kita.
    Kita selalu dihidupkan dengan kisah-kisah kerajaan masa lampau lalu lahir tokoh-tokoh pahlawan dengan segudang cerita heroiknya.
    Kita dibuat lupa bagaimana Indonesia dirangkai bahkan secara history para sejarawan mengakui jika bangsa ini dijajah 350 tahun.

    Indonesia tak pernah terbentuk 350 tahun lalu. Nama Indonesia ini bahkan menjadi perdebatan tokoh sejarawan dari mana berasal. Bahkan catatan lain dari sejarah nama Indonesia lahir dari penjajah Belanda, Indonesich pelafalan Belanda untuk Indonesia juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917).

    Saya harus menggaris bawahi bahwa 350 tahun itu bukanlah kisah perjalanan Indonesia merdeka akantetapi siasat politik tokoh-tokoh yang ingin menancapkan kuku kekuasaannya menguasai sejarah dominan bangsa ini yang amputasi pengakuan suku-suku lain sehingga termarjinal dalam penyatuan kemerdekaan.

    Dampaknya, ini juga dominasi perjalanan kepemimpinan dan menetapkan keadilan bagi pemerataan pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lainnya.
    Mari kita ambil sample soal pemerataan berkeadilan dalam pendidikan.
    Selama ini kurikulum yang hanya menjadi patokan tapi fasilitas, penyediaan sarana pendidikan dari pusat kedaerah-daerah cukup jauh perbadingannya.

    Alhasil, jangkauan anak-anak di kota akan jauh maju dengan mereka yang mengenyam pendidikan di pelosok apalagi dipedasaan terpencil.
    Ada kisah anak SMA yang hidup diwilayah pedalaman, sehari-hari iya menumpang kereta api dari stasiun Kami-Shirataki di sebelah utara pulau Hokkaido. Kendati satu-satunya penumpang dijalur itu, perusahaan tak lantas menutup perjalanan keretanya karena alasan rugi.

    Ini sebenarnya arti kehadiran negara bagaimana keadilan pendidikan itu di terapkan diseluruh pelosok negaranya.
    Saking hebat pendidikannya, jepang termasuk pemasok hasil industry terbaik, termasuk negara dengan pemberi utang Indonesia terbesar.

    Menerapkan keadilan negara bagi pemimpin tak saja menyadarkan kita betapa pentingnya kehadiran negara itu. Jiwa besar bernegara dan pengakuan kedaulatan berbangsa menjadi hal utama.

    Konflik Papua tak pernah selesai demikian gejolak di Nangroe Aceh Darussalam. Padahal di luar pengatahuan banyak orang kedua wilayah ini masuk daerah Istimewa (DI). Aceh atas dasar-dasar perjuangannya tak hanya menyumbang darah bagi bangsa tapi catatan sejarah menjelaskan emas di Monas menjadi sumbangan warga Aceh.

    Papua, wilayah dengan emas terbaik didunia. Keduanya memiliki harta berlimpah, Apakah lantas wilayah nya menjadi wilayah emas dan percontohan kemajuan...??

    PR bangsa ini adalah pengakuan pemimpin atas keadilan berkempimpinan yang adil dan memiliki rasa ketakutan pada Tuhannya yang Esa. (*)

    Ditulis : La Ilu Mane, Bidang Stategi Pembangunan KAHMI Wakatobi


    Penulis | La Ilu Mane