-
BUMISULTRA
Jakarta -Berawal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, virus corona baru atau novel coronavirus (2019-nCoV) kini mewabah. Tak hanya di Tiongkok, sejumlah kasus juga terkonfirmasi di negara lain, yakni Australia, Kanada, Kamboja, Prancis, Jerman, Jepang, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Sudah 106 orang meninggal dunia akibatnya. Wuhan pun dikarantina. Kota itu bak kota mati. Mereka yang terjebak di dalamnya dilarang keluar.
Di tengah kekhawatiran terkait penyebaran virus corona baru (2019-nCoV), sebuah nama muncul dan viral di media sosial. Dia adalah Ali Mohamed Zaki.
Akun Facebook Rangga Wijaya pada 28 Januari 2019 mengunggah tulisan mengenai sosok Ali Mohamed Zaki.
Berikut narasinya:Ya, Corona virus yang lagi beken itu ternyata sudah ditemukan dan diperingatkan oleh Dr. Ali Mohamed Zaki, seorang ahli virus berkebangsaan Mesir, 7 tahun yang lalu!.
Setelah rangkaian tes yang dilakukan beliau di salah satu laboratorium di Rotterdam, Belanda. Bahkan beliau pun membuat rilisan jurnal pribadi beliau di proMed, sebelum di "tackle down" oleh Pemerintah Saudi itu sendiri. Kontrak kerja beliau di salah satu rumah sakit di Saudi pun diputus.
Berikut saduran dari artikel yang saya cantumkan di bawah ini:
PADA pertengahan Juni tahun 2013, Ali Mohamed Zaki, seorang ahli virus Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi, dapat telepon dari seorang dokter yang khawatir dengan seorang pasiennya. Pasien berusia 60 tahun itu telah dirawat di rumah sakit karena virus pneumonia yang parah, dan dokter minta tolong Zaki mengidentifikasi virusnya. Zaki pun memperoleh dahak dari pasien dan mulai menelitinya. Dia menjalankan tes lab yang biasa.
Hasilnya tak memuaskan. Negatif. Zaki lalu mengirim sampel ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Sambil menunggu tim memeriksa virusnya, Zaki mencoba satu tes lagi. Kali ini hasilnya positif. Hasil tes menunjukkan bahwa ada infeksi yang berasal dari keluarga patogen yang disebut coronavirus. Flu biasa juga disebabkan oleh coronavirus. Begitu juga infeksi Sars yang jauh lebih mematikan. Tapi kali itu beda.
Zaki lalu buru-buru mengirim email ke lab Belanda untuk memberi sinyal tanda bahaya. Dan yang menakutkan mereka dari hasil penemuan tersebut, ini adalah virus corona yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki kemudian memposting catatannya ke proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah ke para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Gara-gara laporan ilmiah tersebut, Zaki harus kembali ke tanah kelahirannya di Mesir, kontraknya di rumah sakit diputus.Di bawah tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Zaki dipecat. "Mereka tidak suka penemuan itu muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada Guardian dari Kairo.
Saking serius dan mematikannya, pemerintah Arab tentu khawatir ketakutan itu bisa mempengaruhi mereka yang akan pergi umroh atau haji. Jadi paling aman menutup erat-erat penemuan penting tersebut demi income pemerintah. Dan,
"Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius." Pesan Profesor Ali Mohamed Zaki.
Dan sejak penemuan tahun 2013 pada pasien pneumonia berusia 60 tahun di Arab Saudi itu, bukan gak mungkin virus tersebut sudah menjalar ke seluruh dunia. Termasuk yang parah di Wuhan, China. Virus yang sementara diduga (dan belum terbukti) berasal dari sup kampret dan ular.
Mengapa hal ini tidak viral, setidaknya untuk di kawasan Asia pada umumnya ?
Mungkin, jawabannya adalah : Politisasi ? ????
Hal ini saya rujuk ke artikel kedua, yang masih sama-sama di tahun 2013 yang tampaknya melengkapi gambarannya.Sumber: Liputan6.com