• Setengah Abad Perjalanan Panjang Transmigrasi Ladongi I. A Koltim

image_title
Ket: Sekda.Koltim dan Ketua TP PKK Koltim.Hartini Azis saat menghadiri dirgahayu Transmigrasi
  • Share

    BUMISULTRA

    KOLAKA TIMUR -, Mengingatkan kembali setengah abad perjalanan sejarah masyarakat transmigrasi  Ladongi I.A  serta perjalanan panjang kearifan lokal antara Etnis transmigrasi baik Etnis Bali, Jawa, Bugis serta etnis tolaki mekongga yang bersatu dalam suatu budaya kebersamaan dan toleransi yang hidup berdampingan dan saling bergemgam rasa.

    Sejarah panjang yang di mulai tahun 1972  awal masuknya transmigrasi ke Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) yang saat itu mencakup wilayah Ladongi, Atula , welala dan Raraa telah menjadikan masyarakat transmigrasi dari semua etnis menyatu dalam kesatuan wilayah yang hidup hingga saat ini.

    Hari jumat (23/09/2022) genap 50 tahun perjalanan panjang tersebut, dan pada hari ini juga merupakan ajang memperingati hari ulang tahun transmigrasi Ladongi I.A 1972 - 2022 yang bertempat di Pura Penataran Amerta Yoga Desa Adat Dwi Eka Dharma Kelurahan  Atula - Welala Kecamatan Ladongi.

    Ketua Panitia Dirgahayu Transmigrasi Made Rami menyampaikan bahwa hari ini merupakan hari bersejarah, genap setengah abad perjalanan panjang masyarakat transmigrasi. Rami menyebutkan tema Dirgahayu ini adalah  membangun peradaban dalam bingkai kebhinekaan Dari pinggiran Desa Transmigrasi untuk membangun Negeri, kata Made Rami di hadapan Sekda dan Ketua TP PKK Koltim.

    Lanjut Rami, hal inilah kami patut untuk lestarikan sehingga apa yang diwariskan kepada kami saat ini sebagai generasi ke dua dan seterusnya nanti dapat selalu bergandeng tangan merajuk membangun negeri kita yang kita cintai yakni Koltim, "kami akan selalu bersinergi dengan Pemerintah dan bergandeng tangan sehingga pembangunan di Koltim lebih baik, dulu jumlah warga transmigrasi berjumlah 100 kk sekarang bertambah mrnjadi 400 kk dengan jumlah wajib pilih 1.650", tandasnya.

    Pemerintah Kabupaten Koltim dalam.hal ini Plt Bupati yang di wakili Sekda Koltim Muh. Ikbal Tonggasa dalam sambutanya sangat mengapresiasi kegiatan ini khususnya kepada semua masyarakat transmigrasi, "kegiatan ini bercirikan kebersamaan, kami harap masyarakat untuk selu bersinergi dengan Pemerintah dan kepada masyarakat untuk selalu tenggang rasa dan toleransi, kata Ikbal.

    Dikesempatan tersebut Sekda Koltim memaparkan apa yang menjadi tujuan Plt Bupati, bahwa saat ini beliu pokus di pembangunan infrastruktur yang menjadi hal utama untuk menunjang semua kegiatan,  harapan Bupati agar masyarakat selalu bersinergi dengan pemerintah sehingga apa yang kurang bisa segera di selesaikan, imbuhnya.

    Di tempat berbeda Wakil Ketua Panitia Gusti Ngurah Suputra menceritakan sejarah masuknya rombongan pertama transmigrasi  masuk di 23 september 1972. Saat itu kepala rombongan Gusti Cakra Sudarsana  dan wakilnya Gusti Made Purwa kemudian ketua kelompknya Ida Bagus Widiana dan kebetulan beliu itu masih hidup, mereka menyampaikam kepada kami bahwa kita sudah 50 tahun baiknya kita menggelar acara, tuturnya.

    "Jadi Ladongi I itu adalah Atula,Welala dan Raraa saat itu belum ada Kelurahan Atula dan Ladongi, Ladongi 2 itu putemata, Lamoare sampai Di Loea. Jadi saat itu etnis bugis juga transmigrasi tapi namanya Transmigrasi Swakarsa , sama dengan lokasi 30 termasuk transmigrasi 30 kk makanya di sebut lokasi 30", terangnya.

    "Kemudian transmigrasi di 1972 masih Bali, jawa timur, jawa barat dan DKI jakarta. Nah saat itu orang tua kami datang di terima langsung oleh adat etnis Tolaki saat itu memakai upacara Kalosara", jelasnya.

    Dirgahayu Transmigrasi kali ini di isi dengan Bakti Sosial kesehatan oleh dokter -dokter anak dari masyarakat Transmigrasi yang telah berhasil meraih gelar dokter serta kegiatan lomba lainya yang dilaksanakan hingga malam hari.

    Tahapan kegiatan tersebut dimulai dari penyambutan plt Bupati Koltim yang di wakili Sekda dan Ketua TP PKK Koltim Hartini Azis dengan tarian Cakalele dan tarian Panjebrame tarian penjemputan tamu oleh putri -putri Transmigrasi serta di tutup dengan tari Lulo bersama dan tari Rejang Sari. (*)


    Penulis | Irwandar







Berita Terpopuler