-
BUMISULTRA
BUTUR--- Bupati Buton Utara Drs. Abu Hasan, M. Pd, meresmikan laboratorium Mini MA 11 yang merupakan bantuan Sosial Bank Indonesia di Butur, Selasa (26/3/2019) didampingi bersama Perwakilan Gubernur Bank Indonesia Cabang Sulawesi Tenggara Suharman Tabrani, di Desa Dampala Jaya Kec. Kulisusu Barat Kab. Buton Utara.
Menurut staf ahli Pemda Buton Utara (Butur) Musyida Arifin bahwa awal dari kegiatan ini hasil dari MOU dengan Bank Indonesia dengan Pemda Butur tahun lalu, tepatnya 26 April yang diwakili saat itu Bappeda, Dinas Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, UKM, DPT, Ketahanan Pangan, Bank Sultra Butur dan Bumdes Dampala Jaya. ‘’Ini dilaksanakan di BI Perwakilan Sultra di Kendari, ‘’ kata Cinda panggilan akrab Musyida pada Bumisultra.
Dikatakan juga pihaknya mewakili Pemda dan Masyarakat Butur mengucapkan terima kasih pada pihak BI yang telah mendukung program unggulan organic Butur dari hulu hingga hilir.
‘’Sehingga Butur bisa menjadi kabupaten organic pertama di Indonesia, dengan membangun labrotaroriun yang dikelola oleh petani sehingga petani menjadi petani pakar dan selalu melakukan uji dan riset setara dengan laboratiun yang ada di kampus,’’ ujar mantan Ketua Timses Bawaslu Sultra ini.
Adapun kapastitas laboratoriun ini bisa menghasilkan produksi pupuk MA 11 yang mengandung mikroba alfafa, tidak hanya untuk penyediaan alternative pakan ternak yang murah. ‘’Namun mampu juga merombak hara tanah sehingga menghasilkan pangan berkualitas tinggi,’’ katanya lagi.
Selain itu lanjutnya penemuan inovasi teknologi alfafa ini perlu diketahui oleh semua pihak agar dapat menciptakan pangan dan energy terbaru yang pada akhirnya kemakmuran melalui intergrated bisa tercipta.
Sementara itu Bupati Butur, Abu Hasan mengatakan untuk mewujudkan Buton Utara sebagai Kabupaten Organik bukan hal sulit dengan adanya fermentasi MA 11 untuk pupuk dan pakan ternak, baik sapi, kambing ataupun unggas.
‘’Jadi hari ini adalah titik awal Butur mewujujudkan swasembada organic , ternak organic dan swasembada pupuk ,’’ urainya.
Jika selama ini Butur kata Abu Hasan, tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannga dengan sampai haru mendatangkan impor dari Kendari dan Sulses, sekarang kita sudah punya pupuk MA 11.
‘’Jika di proses produksi dan aolikasi dilaksanakandengan standard yang ditetapkan maka per Ha bisa menghasilkan 15 tonm per hektar padi sawah yang sekarang kita hanya dapat 4-5 ton,’’ kata bupati.
Sehingga kata bupati dengan peresmian laboratoriun ini persoalan masyarakat terkait ketersediaan pupuk yang sangat mahal dan langka untuk padi sawah dan pestisida bisa mencapai 2 juta perhektar bisa terselesaikan. ‘’Dengan adanya produksi pupuk organic MA 11 ini bisa menurunkan biaya pupuk hingga 0,25 persen dari biaya yanga selama ini,’’ ujarnya lagi.
Diakhir kata bupati berharap agar dinas terkait dan kepala desa serta penyuluh bekerja ekstra untuk menoptimalkan fasilitas ini. (**)