• Caleg Termuda DPD RI Dapil Sultra, Almagfirah Sapri Wakili Kaum Milenia

image_title
Ket: Almagfirah Sapri SH, Caleg Nomor Urut 3 DPD RI
  • Share

    BUMISULTRA

    Putri dari Agusalim Sapri SE dan ibu Wa Ode Ihsana Nurlaila Ilahi, SE ini, merupakan salah satu Caleg termuda di DPD RI Dapil Sulawesi Tenggara (Sultra), diusia 21 tahun sudah berani terjun dalam dunia politik.

    Gadis kelahiran Baubau ini mengaku dunia politik baginya memang awalnya masih begitu awam, namun karena bapaknya, Agus Salim yang cukup aktif di organisasi dan politik menjadikan Almagfirah mulai mencintai dunia politik ini dan berani maju di jadi Caleg DPD RI.

    Bersama keluarga

    Apalagi sejak kuliah Caleg DPD RI Nomor urut 3 ini sudah aktif diberbagai organisasi kampus salah satunya di BEM UHO. ’’Jika terpillih nanti untuk menyerap apsirasi masyarakat khususnya kaum milenia yang selama ini kurang terserap oleah sebagian anggota DPD,’’ katanya.

    Menurut gadis murah senyum ini bahwa salah satu tugas pokok anggota DPD RI sesuai dengan Pasal 22 UUD 1945 adalah LEGISLASI, PENGAWASAN dan Meneruskan aspirasi warga daerah terutama atas problem yang bersifat strategis dan membutuhkan sokongan kebijakan nasional.

    Sulawesi Tenggara memiliki banyak keunikan, secara geografis, Sultra memiliki wilayah daratan yang membentang luas dari daratan Kolaka Utara hiingga Kota Kendari serta dari Bombana hingga Konawe Utara, selain itu Sultra juga memiliki garis pantai yang panjang dengan konfigurasi wilayah yang juga teridiri dari pulau-pulau seperti Kabaena, Wawonii hingga Kepulauan Tukang Besi di Wakatobi.

    Secara demografis Sultra juga memiliki tekstur yang sangat kaya, didominasi oleh lapis demografis Generasi X, Y dan Z dengan sebaran tinggi berada di perkotaan dan pedesaan serta beragam latar pendidikan dan keterampilan. Secara Sosioologis Sultra juga memiliki keunikan dengan keragaman etnik serta kearifan warga asili yang selain guyub dan sangat terbuka terhadap kebaruan serta memiliki kota-kota kosmopilit yang telah eksis sejak lama.

    Secara Historis, Sultra juga sangat kaya, sub etnik besar yang hidup dan mendiami Jazirah Sulawesi Tenggara memiliki warisan kebudayaan yang sangat besar dan beragam, Kebudayaan Tolaki dan Mekongga, Kebudayaan Muna, Kebidayaan Buton serta Moronene merupakan pesona dan keunikan penting Sulawesi Tenggara.

    Dalam Konteks itulah, kata hati saya mendorong agar seluruh keunikan Sultra tersebut diatas perlu mendapat jembatan dipentas Nasional, misalnya saja, keunikan dan keragaman ini harus dapat ditampung sebagai keofisien dalam spirit Otonomi serta perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

    Keunikan Sultra diatas juga harus dapat termanifestasi pada ragam kebijkan nasional berbentuk program dan kegiatan oleh kementrian dan lembaga sehingga Sultra beserta seluruh potensinya tidak tertinggal oleh gemuruh pembangunan nasional. Diast itu semua, Kata Hati saya berbicara bahwa pemerintah pusat

    harus lebih seksama memperhatikan kebutuhan Generasi X, Y dan Z terutama diruang Publik baik itu pendidikan, kesehatan hingga sarana dan prasarana yang lebih sensistif terhadap kebutuhan Generasi X, Y dan Z yang menjadi tulang punggung Bonus Demografi bagi Indonesia dan Daerah.

    Generasi X, Y dan Z akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, dan di pundak mereka masa depan daerah dan negara akan disampirkan, untuk itulah pemerintah pada semua tingkatan harus lebih menebalkan kebijakan yang rsponsif terhadap lapis demografi ini terutama menyiapkan ruang publik yang lebih supoortif, pelatihan dan keterampilan yang mengarah pada penguasaan keterampilan masa depan seperti negosiasi, koding, copy writing hingga kemampuan adaptasi atas tantangan masa depan.

    Untuk itulah diperlukan LEGISLASI yang lebih berpihak pada semua tingkatan pemerintah, serta kerangka PENGAWASAN yang lebih presisi atas kebijakan, program hingga kegiatan yang menyasar daerah sebagai subyek sekaligus obyeknya terutama yang dilakukan oleh kementrian dan lembaga serta badan-badan adhoc nasional lainnya.

    ''Pada saat yang sama ruang publik nasional dan lokal juga perlu lebih ramah terhadap kebutuhan tidak saja generasi X, Y dan Z namun juga warga daerah yang berusia lanjuta atau sering disebut penduduk SENIOR, dua sesegmen demografi ini akan menjadi kunci dalam kemajuan perekonomian, kebudayaan dan sosial daerah kita dan juga negara kita dimasa yang akan datang. Tagline saya sederhana  LEGISLASI KATA HATI,'' pungkanya. (*)

     


    Penulis | redaksi